Program peningkatan layanan ekosistem dan keanekaragaman hayati di Desa Labbo dan Desa Pattaneteang menghasilkan dampak positif bagi kelestarian anoa, tarsius, kuskus kerdil sulawesi, kuskus beruang, dan satwa terancam punah lainnya. Melalui program ini, kapasitas masyarakat dalam mengelola pertanian kopi semakin meningkat dan kemampuan promosi produk Kopi Daulu juga membuat mereka menyadari nilai penting keanekaragaman hayati endemis dan terancam punah. Salah satu bukti adalah masyarakat menyadari zona perlindungan anoa di dalam wilayah kelolanya. Para petani juga kini berinisiatif melarang adanya perburuan satwa.
Sebelumnya, aktivitas pertanian di area Hutan Desa Labbo dan Desa Pattaneteang yang masuk ke dalam KBA Karaeng-Lompobattang terbukti dapat menekan laju kerusakan hutan. Area ini merupakan habitat bagi jenis-jenis terancam punah, sekaligus daerah tangkapan air bagi desa-desa lainnya di sekitarnya. Warga desa kerap menjumpai burung sikatan lompobattang (Ficedula bonthaina) dan anoa (Bubalus depressicornis), baik saat sengaja berburu maupun berpapasan saat mereka memasuki hutan untuk memanen madu. Jenis lain yang terdapat di area hutan desa seperti kuskus beruang sulawesi (Ailurops ursinus), kuskus kecil sulawesi (Strigocuscus celebensis), dan tarsius (Tarsius tarsier) terkadang ditangkap oleh warga saat berkeliaran di kebun kopi karena dianggap hama.
Pendekatan yang ditempuh dalam program ini adalah pelibatan masyarakat secara aktif dalam kegiatan pengumpulan data, penyusunan dokumen perencanaan pengelolaan lahan lestari, penguatan kapasitas dan memfasilitasi peningkatan harga jual komoditas. Selain itu pendekatan yang lain adalah pengarusutamaan isu pelestarian lingkungan dalam perencanaan pengelolaan lahan dan sumber daya alam.
Tren penanaman cengkih secara monokultur berhasil ditekan melalui kesepakatan penetapan zona perlindungan untuk mendukung KBA, baik di dalam kawasan hutan lindung maupun di luar kawasan (APL/Areal Penggunaan Lain). Di dalam kawasan, didorong penyusunan dokumen Rencana Tahunan Hutan Desa (RTHD) di mana BUMDes Sipakainga dan BUMDes Ganting sebagai unit pengelola tapak KBA untuk areal kerja Hutan Desa atau LPHD (Lembaga Pengelola Hutan Desa). Serta melakukan kegiatan penyadartahuan masyarakat dan pemangku kebijakan terhadap jenis-jenis terancam serta pentingnya keragaman hayati di KBA melalui pertemuan-pertemuan dan diskusi serta sosialisasi.
Upaya lain yang dilakukan untuk memperkuat inisiatif ini antara lain pencanangan Desa Labbo sebagai daerah pengembangan kopi di Kabupaten Bantaeng. Kemudian, kelompok tani pun menerapkan pola panen petik merah dan proses pengolahan pasca panen standar premium untuk meningkatkan harga jual produk kopi arabika. Selain itu, masyarakat di Desa Labbo dan Desa Pattaneteang juga sudah memiliki rencana pengelolaan hutan dan lahan melalui RTHD dan RDK-KT yang akan diintegrasikan dengan menjadi RTGL Desa yang memudahkan pemerintah desa dan organisasi perangkat daerah (OPD) di tingkat kabupaten untuk memberikan dukungan program. Capaian ini juga akan memastikan penguatan kapasitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) sebagai lokomotif ekonomi desa.